Menguak Sejarah Meriam Puntung di Istana Maimun
Menguak Sejarah Meriam Puntung di Istana Maimun - Berada di kota Medan, Istana Maimun adalah suatu keajaiban arsitektur yang telah memikat hati masyarakat, baik lokal maupun mancanegara. Bangunan ini, yang menjulang sejak tahun 1888, tidak hanya menjadi simbol kota Medan, tetapi juga menjadi gambar yang terpampang di berbagai media seperti buku, majalah, kartu pos, hingga kaos yang menjadi ciri khas kota ini. Dengan luas bangunan mencapai 217 x 200 meter dan lahan seluas 2700 meter persegi, Istana Maimun tidak hanya menjadi pusat kekuasaan Sultan Deli, tetapi juga induk dari dua bangunan monumental lainnya, yakni Taman Sri Deli dan Masjid Raya Al Mashun.
Perpaduan Gaya Timur Tengah dan Eropa yang Memukau![]() |
photo by https://sumut.suara.com/ |
Arsitektur Istana Maimun yang memukau menciptakan perpaduan indah antara gaya Timur Tengah dan Eropa. Meskipun sentuhan Eropa hadir, namun nuansa Timur Tengah begitu kental, terutama terlihat dari kubah istana yang menyerupai Masjid Raya Al Mashun dan motif ukiran interior yang khas Timur Tengah.
Singgasana Sultan Deli dan Interior Berukiran Khas Timur Tengah
Bangunan utama istana menyimpan sebuah singgasana indah milik Sultan Deli, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang tak hanya ingin menyaksikan kemegahan bangunan tetapi juga ingin menjelajahi sejarah yang tersembunyi di dalamnya.
Legenda Meriam Puntung: Magis dan Misterius di Seputar Istana
Istana Maimun buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Bagi pengunjung, tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata biasa, tetapi juga suatu tempat untuk meresapi dan mengenang kisah dan legenda yang melekat di sekitar Istana Maimun. Salah satu legenda yang menarik adalah kisah Meriam Puntung, yang menciptakan sebuah nuansa magis dan misterius dalam sejarah istana ini.
Kisah Cinta, Penolakan, dan Keajaiban Transformasi Menjadi Meriam
Kisah Meriam Puntung menceritakan tentang seorang putri dari Kesultanan Deli yang sangat cantik, Putri Hijau. Raja dari Aceh jatuh cinta padanya, tetapi Putri Hijau menolak tawaran sang raja. Karena penolakan itu, raja Aceh pun memutuskan untuk menyerang Kesultanan Deli dengan bantuan kakak laki-laki Putri Hijau. Saat penyerangan, terjadi keajaiban yang mengubah adik Putri Hijau menjadi meriam yang menembak tanpa henti. Namun, meskipun keajaiban tersebut terjadi, Aceh tetap berhasil menang dan membawa pulang Putri Hijau.
Keberangkatan Putri Hijau bersama raja Aceh tidak berjalan mulus. Ketika berlayar melintasi Selat Malaka, sebuah naga muncul, menghancurkan kapal raja Aceh, dan membawa pergi Putri Hijau. Konon, naga tersebut adalah reinkarnasi dari kakak laki-laki Putri Hijau. Legenda Meriam Puntung memberikan nuansa mistis yang masih melekat di istana ini, menjadi daya tarik lebih bagi para pengunjung yang ingin mengeksplorasi lebih dalam.
Rencana Perjalanan dan Tips Menuju Istana Maimun
Berencana untuk mengunjungi Istana Maimun? Anda dapat menggunakan jasa betor dari pusat kota dengan biaya sekitar Rp. 5000, atau merencanakan perjalanan menggunakan taksi untuk kenyamanan dan kemudahan. Begitu tiba di Jl. Sisingamangaraja, cari Garuda Citra Hotel, dan istana ini berjarak sekitar 100 meter ke arah selatan dari hotel tersebut.
Mengunjungi Istana Maimun bukan sekadar perjalanan waktu, tetapi juga sebuah eksplorasi sejarah dan legenda. Tempat ini tidak hanya memberikan pandangan visual yang memukau, tetapi juga mengajak pengunjungnya untuk merasakan kekayaan budaya dan sejarah yang melekat pada setiap detailnya. Jadi, saat merencanakan perjalanan ke Medan, jangan lupa untuk mampir ke Istana Maimun dan biarkan diri Anda terhanyut dalam pesona sejarah dan keajaiban yang ditawarkannya. Horas!